Gangguan Kesehatan Mata Anak dapat di deteksi sejak masih balita seperti mata malas (amblyopia), kesalahan bias (miopia, hiperopia, astigmatisme), konjungtivitis, buta warna, retinitis pigmentosa, strabismus, uveitis, dan penyakit lainya sebaiknya diperiksa sejak anak usia balita.
Anak mengalami masa pertumbuhan fungsi organ tubuh yang penting salah satunya adalah Mata. Mata Bayi saat lahir normalnya memiliki ketajaman pengelihatan secara visual 20/400 (artinya Angka pertama, yaitu 20, mewakili jarak anak dengan Snellen chart tersebut, yaitu 20 kaki atau 6-meter jauhnya. Sedangkan angka kedua, yaitu 400 mewakili jarak maksimal di mana mata masih mampu membaca huruf pada barisan tersebut dengan jelas).
Setelah itu penglihatannya akan berkembang pesat pada saat usia 3 – 5 tahun sampai dewasa dengan ketajaman 20/20 (artinya ketajaman penglihatan normal manusia dalam ukuran bagan Snellen adalah 20/20 kaki atau dalam satuan meter adalah 6/6 m, dalam jarak 20 kaki, alias 6 meter, mata seharusnya masih cukup tajam untuk melihat tulisan yang memang normalnya dapat terbaca dari jarak tersebut.)
Berdasarkan penelitian bahwa anak usia 6 – 14 tahun akan mengalami mata minus lebih banyak, karena danya pola hidup anak – anak yang menggunakan gaget secara berlebihan.
Untuk itu sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak, pemeriksaan mata perlu untuk mengetahui apakah mata pada anak ada kelainan atau tidak. Pemerikasaan anak bisa dilakukan pada usia
Usia < 12 bulan
Pemeriksaan mata anak dengan cara screening adalah pemerikasaan secara visual keselarasan dan normal tidaknya Gerakan mata anak. Pemeriksanaan ini sebaiknya oleh dokter anak atau professional kesehatan anak lainya.
Usia 1 tahun sampai 3 Tahun
Pemeriksaan pada usia ini dokter akan memeriksa dengan melakukan tes “ photoscreening “ dengan menggunakan kamera khusus untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan penyebab amblyopia atau mata malas.
Usia 3 tahun sampai 5 tahun
Pada usia ini pemeriksanaan anak lebih lanjut pada ketajaman pengelihatan seperti 20/20 untuk mengetahui apakah anak ada rabun jauh, mata tidak sejajar, kelainan refraksi, atau masalah fokus lainya.
Usia lebih dari 5 tahun
Pada usia 5 tahun keatas pemeriksaan dengan cara menscreening untuk ketajaman visual dan keselarasan mata apakah ada kelainan dan masalah mata seperi rabun jauh, atau kelainan mata lain yang butuh perawatan. Pada usia ini pengobatan masih bisa dengan terapi dan kondisi mata anak bisa lebih cepat pulih, daripada pemeriksaan pada saat usia sudah remaja atau dewasa.
Tanda – tanda kelainan Mata pada Anak yang perlu untuk menjadi perhatian Orangtua :
- Mata tidak bekerja optimal dan bola mata mengalami kendala saat mengikuti obyek yang di lihat
- Maya melakukan Gerakan yang cepat saat melihat kesisi kanan kiri atau atas dan bawah.
- Terdapat tanda kemerahan, warna putih, atau warna kekuning-kuningan pada mata yang tidak hilang.
- Sering memiringkan atau menggelengkan kepalanya saat dalam kondisi santai karena tidak nyaman dengan pengelihatannya
- Mata juling atau kedua mata tidak sejajar
- Mengalami kesulitan dalam membuka atau menutup, menggerakkan ke berbagai arah
- Mata mengalami iritasi, berair, atau sensitive terhadap tertentu yang menyebabkan merah atau radang pada mata.
Apabila meneukan tanda-tanda gangguan kesehatan mata tersebut maka perlu melakukan pemeriksaan kedokter untuk mengetahui dan mengobati secepatnya. Karena apabila kondisi tersebut terus berlangsung lama maka akan menyebabkan kelainan pada mata sampai remaja dan dewasa ,
Kelainan Mata pada Anak yang bisa berlanjut sampai Dewasa :
- Mata Malas (Ambliopia) gangguan mata penurunan ketajaman pada penglihatan akibat adanya gangguan perkembangan penglihatan selama masa kanak-kanak.
- Mata Juling (Strabismus) kondisi kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama dan terlihat bergerak ke arah berbeda.
- Retina tida terbuka (Retinopathy of prematurity) kelainan mata yang sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
- Buta warna berkurangnya kualitas penglihatan terhadap warna. Biasanya, buta warna diturunkan kepada anak dari orangtua sejak lahir.
- Katarak pada bayi (katarak kongenital atau infantil) yang bisa menyebabkan kebutaan.
Selama masa tumbuh kembang anak maka orangtua sebaiknya membantu menjaga kesehatan mata Anak dengan pola hidup dan makanan yang sehat.
Pencegahan gangguan kesehatan Mata Anak sebagai berikut :
- Mengawasi posisi duduk anak saat melihat layer televisi, laptop, maupun gaget lainnya.
- Mengatur pencahayaan pada ruangan yang cukup membuat anak nyaman dalam melihat dan mata tidak bekerja keras.
- Jarak melihat dan membaca yang baik adalah Jarak mata dengan screen 30-50 cm, dan jarak melihat pada layar televisi monitor 3 – 6 meter.
- Melakukan aktivitas “Green Time “ kegiatan diluar rumah dengan melihat pemandangan hijau, seperti daun, rumput, pepohonan dan melakukan aktivitas fisik lainnya.
- Memberikan asupan makanan sehat untuk mata seperti sayur dan buah-buahan yang kaya akan antioksidan, vitamin C, vitamin A, seng, dan omega-3. Wortel, stroberi, tomat, ikan salmon, dan ikan tuna.
- Menghindari melihat kilatan cahaya yang terang karena itu akan merusak mata.
- Membatasi penggunaan gaget secara terus menerus yang akan membuat mata bekerja maksimal dan kelelahan.
- Menggunakan Pelindung mata saat beraktivitas seperti terik matahari, maupun di depan layer monitor dengan kacamata atau pelembab mata.
- Membersihkan mata secara berkala setelah banyak beraktivitas untuk menghindari adanya iritasi dan mata gatal yang menyebabkan anak menggaruk atau mengucek mata.
Dengan mencegah sejak dini gangguan pada kesehatan mata anak akan membantu anak optimal dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu mata yang sehat dapat mendukung masadepannya dalam profesinya kedepan yang mewajibkan tanpa menggunakan kacamata.
Baca :Â https://apotekilhamfarma.com/artikel-kesehatan/